Visioners, di tengah hiruk pikuk kota besar seperti Jakarta, perhatian masyarakat menjadi salah satu aset paling berharga. Setiap hari, kita disuguhi ribuan pesan iklan, mulai dari iklan digital di ponsel, papan LED di pusat kota, hingga promosi instan di media sosial. Masalahnya, durasi orang untuk memperhatikan satu pesan semakin singkat.
Bayangkan, jika brand Anda hanya punya beberapa detik untuk dilihat, bagaimana caranya agar tidak hanya terlihat, tetapi juga tertanam di ingatan? Inilah tantangan yang dihadapi para brand. Bersaing di dunia digital memang penting, tetapi kehadiran fisik yang konsisten di ruang publik kini menjadi senjata yang tak kalah efektif.
Salah satu ruang publik yang potensinya sering diremehkan adalah halte non BRT TransJakarta. Padahal, titik-titik ini berada di jalur kehidupan warga kota yang tidak pernah sepi aktivitas.
Bagi pengguna transportasi umum, halte bukan sekadar tempat berhenti, tetapi bagian dari rutinitas harian. Dari rumah menuju pasar, dari kos ke kantor, atau dari sekolah menuju pusat kota, banyak warga yang mengandalkan halte non BRT sebagai titik transit penting.
Halte non BRT TransJakarta berada di dekat pemukiman padat, jalan utama, pasar tradisional, sekolah, dan pusat aktivitas masyarakat. Artinya, ribuan pasang mata melintas dan berhenti di titik-titik ini setiap hari. Ini adalah kesempatan emas bagi brand untuk membangun koneksi visual yang dekat dan natural.
Setiap kali seseorang menunggu bus, ada momen jeda di mana pandangan mereka tertuju pada sekeliling. Dalam momen inilah, iklan OOH di halte non BRT menciptakan interaksi visual yang kuat tanpa harus memaksa perhatian.
Ada dua faktor yang membuat halte non BRT TransJakarta menjadi media iklan yang efektif, yaitu kedekatan lokasi dan repetisi tayangan.
Halte non BRT tersebar di titik-titik yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari warga. Mulai dari depan sekolah, samping pasar tradisional, hingga persimpangan menuju area perkantoran pinggiran kota. Kedekatan ini membuat pesan iklan lebih relevan dan mudah diingat.
Warga kota cenderung melewati rute yang sama setiap hari. Ketika mereka melihat iklan Anda berulang kali di halte yang sama, terbangunlah efek brand recall yang kuat. Repetisi ini membantu pesan brand menempel di benak audiens tanpa terasa mengganggu.
Kombinasi proximity dan repetition ini sulit ditandingi oleh media digital yang sifatnya cepat berlalu.
Baca juga: Inilah Jenis Jenis Iklan OOH yang Cocok untuk Bisnis Anda
Iklan digital bisa dilewati dengan sekali klik. Iklan televisi bisa di-skip atau dihindari dengan pindah saluran. Namun iklan fisik di halte non BRT TransJakarta adalah unskippable ads yang benar-benar hadir di depan mata.
Visual yang besar, penempatan strategis, dan konteks keseharian membuat iklan di halte non BRT menciptakan efek forced attention yang alami. Orang tidak merasa terganggu, tetapi tetap menerima pesan brand karena posisinya yang tidak terhindarkan.
Keunggulan lainnya adalah eksklusivitas. Tidak semua brand berani atau mampu mengambil titik-titik ini, sehingga tingkat persaingan visual relatif rendah dibanding media OOH premium yang sudah padat.
Beriklan di halte non BRT bukan hanya soal meningkatkan awareness. Ini juga tentang membangun brand authority. Brand yang hadir secara fisik di ruang publik dan dilihat ratusan hingga ribuan orang setiap hari akan dipersepsikan sebagai brand yang kuat dan layak diperhitungkan.
Visioners, bayangkan brand Anda terpampang di titik yang selalu dilihat warga saat mereka memulai atau mengakhiri hari. Eksposur yang konsisten ini menciptakan kesan bahwa brand Anda ada di mana-mana, bahkan tanpa perlu kampanye digital besar-besaran.
Bagi brand yang ingin menjadi pemimpin pasar, keberanian untuk hadir secara fisik di titik strategis seperti ini adalah investasi citra yang sangat berharga.
City Vision adalah provider resmi media halte non-BRT TransJakarta yang menguasai titik-titik strategis di ibu kota. Kami memahami seluk-beluk lokasi, jalur transportasi, dan pola pergerakan masyarakat urban secara mendalam. Hal ini memungkinkan kami menempatkan iklan brand Anda di titik yang benar-benar ramai secara nyata, bukan hanya terlihat ramai di peta.
Jaringan halte non-BRT yang kami kelola mencakup area luas, mulai dari pusat kota hingga wilayah yang jarang dijangkau media OOH besar lainnya. Titik-titik asset kami berada di lokasi dengan traffic tertinggi di Indonesia, termasuk koridor Sudirman–Thamrin. Dengan posisi ini, potensi visibilitas iklan menjadi sangat tinggi dan efektif dalam menjangkau audiens.
Sejak 2008, City Vision menghadirkan media luar ruang yang legal, terstruktur, dan dikelola secara profesional. Tim kami siap mengelola kampanye dari tahap desain visual hingga pemasangan di lapangan. Kami memastikan setiap pesan brand tampil optimal, tepat sasaran, dan meninggalkan kesan kuat di benak audiens.
Di era ketika semua orang berlomba-lomba tampil di layar ponsel, justru brand yang berani keluar dari layar bisa lebih diingat. Kehadiran di halte non BRT TransJakarta memungkinkan brand Anda berinteraksi dengan audiens secara langsung, nyata, dan repetitif.
Jangan tunggu sampai semua brand berebut di titik yang sama. Saatnya mengambil langkah strategis untuk tampil di ruang publik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat urban.
Visioners, jika Anda siap menjadikan halte non BRT sebagai panggung brand yang tak tergantikan, City Vision adalah mitra terbaik Anda. Sejak 2008, kami menghadirkan solusi iklan OOH modern dengan teknologi seperti konten dinamis, WiFi tracking, dan integrasi online to offline. Semua ini membuat media luar ruang kami lebih modern, terukur, dan efektif.
Hubungi tim City Vision hari ini, dan bersama-sama kita ciptakan impresi yang menginspirasi, memperindah kota, dan memenangkan perhatian di tengah padatnya persaingan.
