Newsroom & Blog 462

Sensory Branding di KRL: Strategi City Vision Mengubah Perjalanan Harian Jadi Pengalaman Brand yang Melekat

15 November 2025

Pelajari bagaimana sensory branding di KRL dan stasiun menciptakan pengalaman brand yang immersive. City Vision menghadirkan solusi transit OOH paling berkesan di Jakarta.

Sensory branding kini menjadi kebutuhan baru bagi brand yang ingin tampil kuat di ruang publik. Setiap hari, jutaan orang melakukan perjalanan menggunakan layanan seperti KRL Commuter Line, melewati berbagai pesan visual, elemen promosi, hingga instalasi iklan yang menghiasi setiap sudut stasiun. Namun, sebagian besar dari pesan ini berlalu begitu saja. Tidak meninggalkan jejak, tidak menggerakkan emosi, dan tidak menimbulkan asosiasi apa pun di benak audiens.

Bayangkan skenario yang mungkin juga pernah Anda alami. Anda berjalan cepat di stasiun pada jam sibuk, melewati ratusan orang, ratusan warna, dan ratusan pesan yang berseliweran. Di tengah hiruk pikuk tersebut, mendadak Anda berhenti, bukan karena kereta tiba, tetapi karena ada sesuatu yang terasa berbeda. Sebuah visual mencolok memenuhi peron, warna brand menyelimuti dinding dan pilar, bahkan aroma tertentu tercium samar dan langsung mengingatkan Anda pada produk tertentu. Dalam hitungan detik, brand itu terasa “hidup”, seolah hadir dan berinteraksi langsung dengan indera Anda.

Itulah kekuatan sensory branding, strategi yang mengubah perjalanan harian yang repetitif menjadi pengalaman brand yang benar-benar dirasakan. Dan inilah pendekatan yang didorong oleh City Vision melalui ekosistem transit OOH yang mereka bangun di KRL dan stasiun-stasiun besar di Jakarta.

Sensory Branding adalah Ketika Brand Tidak Hanya Dilihat, Tapi Juga Dirasakan

Sensory branding adalah strategi komunikasi pemasaran yang merangsang lebih dari satu indra manusia. Tidak hanya visual, tetapi juga audio, aroma, tekstur, dan bahkan atmosfer ruang. Tujuannya sederhana, yaitu membuat brand lebih mudah dikenali, lebih mudah diingat, dan lebih mudah memicu emosi.

Mengapa ini penting di lingkungan transit? Karena stasiun dan kereta merupakan ruang yang padat, bergerak cepat, dan penuh distraksi. Audiens tidak fokus, tidak punya waktu, dan tidak sedang dalam mode eksplorasi konten. Di sinilah sensory branding bekerja, ia menciptakan “brand interruption” yang natural, bukan dengan memaksa perhatian, melainkan dengan menghadirkan pengalaman yang terasa berbeda secara fisik maupun emosional.

City Vision menghadirkan format OOH multisensori yang memungkinkan brand bereksperimen dengan stimulasi berbagai indra, mulai dari dominasi visual, instalasi khusus, hingga penggunaan aroma yang terkurasi. Inilah yang membuat campaign menjadi hidup di ruang transit yang dinamis.

KRL sebagai Ruang Immersive Branding: dari Kereta Sampai Peron

KRL kini bukan hanya alat transportasi, tetapi juga media berjalan yang sangat efektif. Dalam konteks immersive branding, kereta memberikan ruang luas untuk total visual takeover. Mulai dari desain interior, panel jendela, pegangan tangan, pintu kereta, hingga seat divider, semuanya dapat dikonsep menjadi satu ekosistem visual yang seragam dan tematik.

Di sinilah peran City Vision menjadi signifikan. Mereka tidak hanya menempatkan visual di dalam kereta, tetapi memastikan setiap elemen berada tepat di jalur pandang penumpang. Dengan waktu yang panjang, karena penumpang menghabiskan waktu 10-50 menit di dalam kereta, pesan brand dapat tersampaikan lebih dalam dan lebih personal.

Ketika visual yang konsisten mengelilingi penumpang dari berbagai sisi, campaign menjadi immersive, seolah mereka memasuki dunia brand tersebut selama perjalanan berlangsung.

Area Stasiun yang Bisa Di-custom: Panggung Besar untuk Dominasi Brand

sensory branding

Sumber: City Vision

Tidak hanya di dalam kereta, stasiun KRL juga merupakan panggung besar yang menyediakan banyak area dapat di-custom. Beberapa elemen paling kuat untuk sensory branding antara lain:

1. Pillar Branding

Pilar di stasiun dapat diubah menjadi deretan visual yang membentuk “lapangan dominasi brand”. Ketika pengguna berjalan melewati pilar-pilar tersebut, mereka seolah masuk ke dalam koridor milik brand.

2. Giant Product Installation

Instalasi produk dalam ukuran raksasa, seperti botol minuman, kosmetik, atau kemasan makanan, dapat menjadi titik perhatian yang langsung memicu rasa ingin tahu dan memperkuat memorability.

3. Wall & Gate Branding

Mulai dari gate masuk hingga dinding menuju peron, semuanya dapat dibungkus dengan warna dan elemen grafis yang tematik. Setiap langkah penumpang menjadi bagian dari storytelling brand.

4. Peron Immersive Zone

Peron dapat disulap menjadi zona tematik penuh warna, menciptakan atmosfer yang berbeda dari ruang transit pada umumnya.

Seluruh eksekusi ini dimungkinkan karena kemampuan end-to-end dari City Vision, mulai dari creative curation, produksi, hingga eksekusi on-site. Fleksibilitas desain dan skala kreativitas inilah yang membuat mereka sangat unggul di ranah transit OOH.

Saat Aroma Ikut Bicara: Dimensi Baru Sensory Branding Transit

OOH tidak lagi hanya mengandalkan visual. Kini, aroma menjadi dimensi baru yang memberikan efek paling signifikan terhadap memori. Scent branding terbukti mampu membangkitkan asosiasi instan hanya dalam beberapa detik.

Bayangkan seorang penumpang melewati peron yang dipenuhi visual jeruk segar, lalu tiba-tiba mencium aroma citrus yang menyegarkan. Bahkan tanpa membaca tulisan atau melihat logo, otaknya langsung mengarah pada brand minuman tertentu. Inilah kekuatan aroma dalam membentuk brand recall.

Dan di ruang transit yang tertutup serta padat seperti stasiun KRL, efektivitas aroma meningkat berkali-kali lipat. Untuk kampanye multisensori seperti ini, City Vision menyediakan area yang memungkinkan pemasangan scent diffuser, sehingga brand dapat tampil lebih kaya dari sekadar visual.

Baca juga: Pasang Iklan Produk Minuman di Billboard atau Bus Shelter?

City Vision: Dominasi Visual + Sensory Impact dalam Satu Pengalaman Utuh

Ada beberapa hal yang membuat sensory branding City Vision sangat sulit ditandingi:

  1. Ruang Premium yang Eksklusif: Area di KRL dan stasiun sangat terbatas. Hanya brand yang benar-benar serius yang dapat mendominasi ruang premium ini.
  2. Ajang Brand Flexing: Ketika brand muncul secara masif dan kreatif di transit area, persepsi publik meningkat secara otomatis. Brand terlihat lebih mapan, lebih kuat, dan lebih kompetitif.
  3. Unskippable Ads: Tidak seperti digital ads yang bisa di-skip, transit OOH City Vision menciptakan forced attention yang tetap terasa natural bagi audiens.
  4. Meningkatkan Brand Authority: Brand yang berani mengeksekusi sensory branding dipandang lebih modern dan lebih berani membawa pengalaman baru kepada masyarakat.

OOH Multisensori yang Meningkatkan Trafik Digital

Momen offline yang kuat akan menciptakan dampak online yang besar. Pengalaman unik, terutama yang multisensori, secara otomatis memicu perilaku digital:

  • Memotret dan membagikan di media sosial.
  • Mencari nama produk di Google.
  • Melakukan interaksi online seperti mengikuti akun atau klik iklan.
  • Membicarakan brand secara organik.

City Vision secara strategis mendesain campaign transit agar menciptakan offline-to-online loop yang kuat. Setiap elemen dibuat agar bisa menjadi “momen foto”, “momen cerita”, dan “momen viral”.

Baca juga: Cara Kreatif Brand Menyapa Konsumen Lewat Vending Machine

Mengapa Brand Harus Mulai Sensory Branding di KRL Bersama City Vision

sensory branding

Sumber: City Vision

Ada alasan kuat yang membuat sensory branding di ruang transit menjadi strategi yang sangat relevan:

  • City Vision memahami alur pergerakan penumpang, titik fokus visual, dan dinamika perilaku di stasiun.
  • Media mereka merupakan salah satu yang paling dominan dan premium di Jakarta.
  • Eksekusi selalu mengikuti standar keamanan area transit dengan quality control yang ketat.

Jika brand Anda ingin tampil berbeda, tampil berani, dan tampil menguasai ruang publik, maka City Vision adalah partner yang benar-benar mampu memberikan pengalaman OOH multisensori yang impactful.

 

Baca juga: Poster Iklan Produk: Strategi Visual Tingkatkan Brand Recall

Saat Perjalanan Harian Jadi Cerita Brand

Sensory branding bukan sekadar format iklan. Ia adalah pengalaman yang “hidup” di tengah rutinitas penumpang. Dengan visual yang dominan, atmosfer ruang yang terkurasi, hingga aroma yang membangkitkan memori, brand dapat hadir lebih dekat dengan audiens. Transit bukan lagi ruang lewat, tetapi ruang interaksi emosional yang kuat.

Kini saatnya brand Anda menyentuh lebih banyak indra, lebih banyak hati, dan lebih banyak orang, bersama City Vision, partner OOH multisensori terbaik di Jakarta.

Back To Newsroom & Blog
Research & Insight ID Others

Explore Other News & Media