Newsroom & Blog 373

Stasiun Kereta di Yogyakarta: Panduan Iklan OOH dari Lempuyangan hingga Tugu

22 September 2025

Temukan perbedaan potensi iklan di Stasiun Tugu & Lempuyangan. City Vision menghadirkan eksklusivitas iklan premium di Tugu Yogyakarta, spot emas untuk dominasi brand Anda.

Sumber: Instagram/thejourneyyogya

Yogyakarta selalu menjadi magnet wisata nasional maupun internasional. Mulai dari Malioboro, Keraton, hingga Candi Prambanan, kota ini menawarkan pengalaman budaya dan sejarah yang tiada duanya. Tidak heran jika setiap hari, ribuan wisatawan masuk melalui jalur utama, seperti Bandara YIA, jalur lokal KRL atau Prameks, serta kereta antar kota dari Jakarta - Gambir.

Namun, ada satu fakta yang sering diabaikan banyak brand, mereka terlalu fokus memasang iklan di titik-titik umum kota, sementara stasiun kereta di Yogyakarta justru menjadi spot transit paling strategis yang mampu memberikan eksposur tinggi. Ribuan pasang mata melihat, berhenti, bahkan berinteraksi langsung di titik ini. Sayangnya, masih banyak brand yang melewatkan peluang emas tersebut.

Stasiun sebagai “Gerbang Pertama” Yogyakarta

Bagi wisatawan, momen paling autentik terjadi saat mereka baru saja turun dari kereta. Ketika pintu kereta terbuka, audiens berada pada fase aktif menyerap suasana baru. Inilah momen paling tepat untuk meninggalkan impresi visual yang kuat.

Iklan kreatif di stasiun bukan sekadar dilihat, melainkan menjadi bagian dari memori perjalanan. Contohnya bisa Anda temui pada instalasi balon raksasa karakter “Jumbo” yang dipasang di pintu timur Stasiun Tugu Yogyakarta pada 18 hingga 30 Juni 2025. Instalasi tersebut bukan hanya menarik perhatian semata, akan tetapi juga menjadi ikon penyambutan wisatawan.

Menurut VP PR KAI, pemasangan instalasi kreatif seperti itu bertujuan menciptakan suasana ramah, segar, dan berkesan, terlebih lokasinya dekat Malioboro yang merupakan target utama wisatawan. Itu artinya, iklan di stasiun bukan sekadar pajangan, tetapi bagian dari narasi perjalanan.

Tiga Jalur Utama Menuju Stasiun Yogyakarta

Stasiun Kereta di Yogyakarta

Sumber: Instagram/iniyogyakarta credit to Instagram/nuansyah_

Untuk memahami besarnya potensi iklan di stasiun, Anda perlu melihat bagaimana alur kedatangan penumpang. Sedikitnya ada tiga jalur utama yang membuat Stasiun Tugu dan Lempuyangan selalu dipadati pengunjung.

  1. Bandara YIA - Stasiun Tugu: Sejak 2021, KA Bandara Railink melayani hingga 50 perjalanan per hari dengan waktu tempuh sekitar 35 hingga 39 menit. Jalur ini memastikan wisatawan domestik maupun mancanegara langsung terkoneksi ke pusat kota dengan mudah.
  2. Jalur Lokal (KRL/Prameks): Prambanan Express (Prameks) melayani rute Yogyakarta - Kutoarjo sebagai kereta komuter, dikelola oleh KAI Commuter. Sementara itu, layanan KRL Solo - Yogyakarta menyediakan sekitar 12 keberangkatan per arah setiap hari, menjadi pilihan utama pelajar, pekerja, dan wisatawan domestik.
  3. Jakarta Gambir - Yogyakarta: Rute eksekutif yang menjangkau penumpang nasional dengan mobilitas jarak jauh. Jalur ini mendominasi arus wisatawan premium dari ibu kota menuju pusat budaya Jawa. Rute eksekutif seperti Taksaka beroperasi sekitar 3 kali sehari dengan durasi perjalanan sekitar 6 jam 8 menit. Secara umum, kereta dari Jakarta ke Yogyakarta berangkat setiap 3 jam sekali dengan waktu tempuh rata‑rata sekitar 6 jam.

Perbandingan Stasiun: Tugu vs Lempuyangan

Yogyakarta memiliki dua stasiun utama yang menjadi pusat mobilitas kereta, di mana keduanya memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi potensi iklan.

  • Stasiun Tugu: Terletak di jantung kota, hanya selangkah dari Malioboro. Melayani kereta premium dan antar kota, sehingga audiensnya adalah wisatawan, pelaku bisnis, dan penumpang dengan daya beli tinggi.
  • Stasiun Lempuyangan: Dikenal dengan arsitektur kolonial yang bersejarah. Melayani kereta ekonomi dan lokal, sehingga segmennya lebih beragam, mulai dari pelajar hingga masyarakat umum. Meski tidak semewah Stasiun Tugu, Lempuyangan tetap menyimpan potensi unik untuk menjangkau audiens luas.

Baca juga: OOH Advertising Jakarta: Strategi Tampil di Dunia Nyata

Mengapa Front-Gate Tugu Adalah Spot Emas?

Bicara soal efektivitas iklan, pintu depan Stasiun Tugu Yogyakarta adalah lokasi yang sulit disaingi. Ribuan penumpang keluar masuk melalui jalur ini setiap hari, menjadikannya titik konsentrasi perhatian yang tidak bisa dihindari.

  • Forced Attention: Semua penumpang melewati jalur ini, iklan tidak mungkin terlewat.
  • Traffic Berkualitas: Audiens terdiri dari wisatawan, pebisnis, pelajar, dan warga dengan mobilitas tinggi.
  • Posisi Strategis: Menjadi “tuan rumah” pertama dan terakhir yang menyambut audiens di Jogja. Lokasinya yang terhubung langsung dengan Malioboro semakin menambah nilainya.

Format Iklan Kreatif, dari Jumbo Hingga LED Premium

Stasiun Tugu bukan hanya sekadar tempat pasang billboard biasa. Di sini, kreativitas iklan bisa ditampilkan dalam berbagai format:

  • Balon raksasa “Jumbo”: Instalasi ikonik yang meninggalkan kesan mendalam.
  • Billboard premium di pintu masuk: Memberikan visual besar yang langsung menyapa audiens.
  • LED screen di ruang tunggu: Pesan brand tampil dinamis dan modern.
  • Activation booth: Ruang interaksi langsung antara brand dengan konsumen.

Tujuannya bukan hanya memperlihatkan iklan, melainkan menciptakan landmark visual yang menempel di memori penumpang.

Baca juga: Ide Iklan Billboard yang Menarik & Efektif, City Vision

Keunggulan City Vision di Stasiun Tugu

Stasiun Kereta di Yogyakarta

Sumber: City Vision

Mengapa memilih City Vision untuk kampanye iklan OOH Anda?

  • Eksklusivitas: Slot premium terbatas, menjadikan brand Anda terlihat prestisius.
  • Unskippable Ads: Semua audiens pasti melihat karena posisi iklan di jalur paling vital.
  • Brand Authority: Kehadiran di sarana transit modern meningkatkan citra dominan dan terpercaya.
  • User-Generated Amplification: Instalasi unik seperti balon “Jumbo” mendorong wisatawan untuk berfoto dan membagikannya ke media sosial, memperluas eksposur digital.

City Vision, Sahabat Brand di Gateway Jogja!

City Vision tidak sekadar menyediakan space iklan, melainkan menghadirkan pengalaman yang menyatu dengan perjalanan wisatawan. Mulai dari pintu masuk, ruang tunggu, hingga jalur keluar, setiap titik dikurasi untuk mendukung narrative brand.

Bersama City Vision, iklan Anda bukan hanya dilihat, tetapi menjadi bagian dari momen spesial kedatangan dan perpisahan wisatawan. Pastikan brand Anda jadi bagian dari impresi pertama mereka.

Baca juga: OOH Advertising Jakarta: Strategi Tampil di Dunia Nyata

Tugu atau Lempuyangan? Pilihan Menentukan Identitas Brand

Kedua stasiun kereta di Yogyakarta memang punya potensi masing-masing. Namun, jika Anda ingin menyasar audiens premium dengan eksposur maksimal, Stasiun Tugu adalah jawabannya.

Kini pilihan ada di tangan Anda, apakah Anda ingin sekadar terlihat atau benar-benar berkesan dan diingat? Dengan City Vision, brand Anda tidak hanya hadir, tetapi mendominasi gerbang budaya Yogyakarta. Hubungi tim City Vision hari ini!

Back To Newsroom & Blog
Research & Insight ID Others

Explore Other News & Media