Setiap hari, ribuan orang di kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya menunggu bus di halte. Mereka duduk, berdiri, atau sekadar menatap ke sekeliling sambil menanti transportasi datang. Di momen inilah bus shelter advertising menjadi media yang sangat strategis.
Iklan yang terpampang di halte bukan sekadar dekorasi kota, tetapi menjadi pusat perhatian bagi audiens yang sedang menunggu dan memiliki waktu untuk memperhatikan pesan brand Anda.
Visioners, pernahkah Anda berpikir bahwa ruang kecil seperti halte bisa menjadi panggung besar bagi brand? Sayangnya, banyak pelaku bisnis yang belum menyadari potensi luar biasa ini. Padahal, jika brand Anda tidak hadir di titik-titik publik seperti halte, maka besar kemungkinan kompetitor Anda yang akan lebih dulu dikenal.
Halte bus tidak hanya berfungsi sebagai tempat menunggu kendaraan umum. Ia telah berkembang menjadi ruang publik dengan tingkat interaksi tinggi. Orang yang menunggu bus rata-rata menghabiskan waktu antara lima hingga lima belas menit di halte. Dalam waktu sesingkat itu, atensi mereka terbuka luas terhadap lingkungan sekitar, termasuk terhadap iklan yang terpampang di hadapan mereka.
Selain itu, halte bus biasanya berada di area yang sangat strategis. Lokasinya tersebar di pusat bisnis, area perkantoran, sekolah, pusat perbelanjaan, hingga kawasan perumahan. Artinya, audiens yang melewati atau berhenti di halte datang dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Dengan demikian, bus shelter advertising mampu menjangkau khalayak yang sangat beragam dan potensial.
Sumber: City Vision
Iklan di halte bus kini dipandang sebagai salah satu media OOH (Out-of-Home) paling efektif di lingkungan urban. Berikut beberapa alasan mengapa media ini disebut sebagai lokasi premium untuk brand yang ingin meningkatkan awareness:
Visibilitas tinggi: Halte bus biasanya berada di pinggir jalan utama dengan arus lalu lintas padat. Iklan di sini bisa terlihat tidak hanya oleh penumpang, tetapi juga oleh pengendara dan pejalan kaki yang melintas setiap hari.
Audiens tertangkap (captive audience): Berbeda dengan media digital yang bisa dilewati dengan satu klik, audiens di halte tidak bisa “men-skip” iklan. Mereka menunggu dalam waktu cukup lama, membuat peluang perhatian terhadap iklan meningkat signifikan.
Jangkauan masif dan beragam: Setiap halte dilewati ribuan orang per hari dari berbagai lapisan sosial, mulai dari pelajar, pekerja, hingga wisatawan.
Repetisi dan konsistensi paparan: Orang yang menggunakan halte yang sama setiap hari akan melihat iklan Anda secara berulang, menciptakan efek penguatan memori terhadap brand.
Penempatan strategis: Banyak halte terletak di dekat pusat aktivitas masyarakat seperti mall, kafe, atau perkantoran. Ini membuat iklan Anda hadir di titik yang relevan dengan gaya hidup target pasar.
Sumber: City Vision
Sejumlah studi menunjukkan bahwa bus shelter advertising memiliki daya ingat (brand recall) yang lebih kuat dibandingkan media digital. Hal ini karena audiens terpapar dalam situasi yang relatif tenang dan memiliki waktu untuk memperhatikan detail visual.
Dalam survei OOH global, ditemukan bahwa lebih dari 60 persen responden mengingat iklan yang mereka lihat di halte bus, terutama ketika desainnya sederhana namun visualnya kuat.
Salah satu contoh suksesnya adalah kampanye brand nasional yang memasang iklan di halte-halte strategis Jakarta. Dalam waktu satu bulan, tingkat awareness meningkat karena audiens terus melihat iklan yang sama saat berangkat dan pulang kerja.
Cerita seperti ini menunjukkan bahwa halte bukan sekadar tempat menunggu, melainkan titik komunikasi yang efektif untuk membangun kesadaran brand di benak masyarakat urban.
City Vision telah lama dikenal sebagai pelopor media luar ruang modern di Indonesia. Dalam hal bus shelter advertising, City Vision memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya partner terpercaya bagi brand ternama.
Jaringan premium: City Vision memiliki akses ke halte-halte strategis di berbagai kota besar dengan traffic tinggi, memastikan iklan Anda tampil di lokasi dengan visibilitas maksimal.
Eksekusi profesional: Dari tahap desain hingga pemasangan, semua proses dilakukan secara profesional. Material yang digunakan tahan terhadap cuaca ekstrem dan tetap menjaga kualitas visual selama masa kampanye.
Pendekatan berbasis data: Penentuan titik halte didasarkan pada data kepadatan lalu lintas dan demografi audiens, memastikan efektivitas penempatan iklan.
Konsistensi branding: City Vision menjaga agar setiap materi iklan tetap tampil optimal dan konsisten, membangun kesan visual yang kuat bagi audiens.
Dengan keunggulan tersebut, City Vision bukan sekadar penyedia ruang iklan, tetapi mitra strategis yang memahami perilaku audiens urban dan cara menciptakan dampak maksimal di ruang publik.
Baca juga: City Vision: Leading OOH Company di Indonesia dengan Jaringan Media Premium & Terukur
Di kota besar yang serba cepat, perhatian adalah aset paling berharga. Bus shelter advertising memberikan ruang bagi brand Anda untuk hadir tepat di momen tersebut, saat audiens berhenti, menunggu, dan memperhatikan.
City Vision adalah mitra resmi media iklan di TransJakarta dengan akses strategis ke rute yang jarang dijangkau kompetitor. Melalui analisis traffic lokal, kami memastikan iklan Anda menjangkau audiens yang tepat di waktu paling efektif.
Dengan lebih dari 1.500 bus yang melintas setiap hari di jaringan 4.600 kilometer, TransJakarta menjadi billboard berjalan yang menghadirkan hingga 50 juta impresi dan visibilitas tanpa batas bagi brand Anda.
Visioners, kini saatnya brand Anda tampil mencuri perhatian di halte-halte strategis bersama City Vision. Hubungi kami hari ini dan wujudkan kampanye bus shelter advertising yang modern, efektif, dan tak terlupakan.
Referensi:
Adverta.co. Bus Advertising Statistics. https://adverta.co.uk/why-bus-advertising/bus-statistics/
