Pernahkah Anda merasa iklan digital yang sudah Anda buat dengan biaya besar tiba-tiba hilang begitu saja di antara lautan konten di timeline? Hanya dalam hitungan detik, audiens sudah scroll ke posting-an berikutnya, atau bahkan menekan tombol “Skip Ads” sebelum pesan Anda sempat dibaca.
Fenomena ini bukan hal baru. Di era digital yang serba cepat, promosi produk menghadapi tantangan besar, yaitu perhatian konsumen semakin singkat, distraksi semakin banyak, dan kejenuhan terhadap iklan (ad fatigue) kian tinggi.
Banyak brand mengeluhkan hal yang sama, meskipun sudah berinvestasi besar di media sosial dan digital ads, brand awareness mereka tetap sulit bertahan lama.
Masalahnya bukan pada kualitas konten atau strategi media saja, tetapi pada cara manusia berinteraksi dengan iklan digital. Di tengah gempuran notifikasi, hiburan, dan algoritma yang terus berubah, perhatian pengguna online menjadi sumber daya paling langka.
Kita hidup di masa di mana multitasking adalah kebiasaan. Orang bisa menonton video sambil membuka chat, mendengarkan musik sambil membaca berita, atau men-scroll media sosial sambil menonton TV. Dalam kondisi seperti ini, pesan promosi yang tampil di layar sering kali hanya “numpang lewat”.
Studi pemasaran menunjukkan bahwa fenomena “banner blindness” yaitu kecenderungan pengguna untuk secara tidak sadar mengabaikan iklan online, meningkat drastis dalam lima tahun terakhir. Artinya, walaupun iklan digital menjangkau audiens luas, tingkat keterpaparan dan pengingatannya menurun.
Di sinilah banyak brand mulai menyadari bahwa promosi digital saja tidak cukup. Untuk membangun brand recall yang kuat, pesan perlu hadir tidak hanya di layar, tapi juga di dunia nyata. Iklan yang bisa dilihat, disentuh, dan diingat, bahkan tanpa koneksi internet.

Sumber: City Vision
Berbeda dengan iklan digital yang mudah di-skip, iklan Out of Home (OOH), seperti billboard, videotron, dan media luar ruang lainnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia hadir di ruang publik, di tengah aktivitas sehari-hari audiens: saat mereka berkendara, berjalan kaki, atau berbelanja.
OOH menciptakan momen nyata antara brand dan konsumen. Ia bekerja dengan cara membangun asosiasi visual jangka panjang. Ketika seseorang melihat billboard besar dengan desain yang kuat di tengah kota, kesan itu menempel lebih lama di memori mereka dibanding iklan singkat di ponsel.
Bayangkan promosi digital sebagai “bisikan cepat” yang efektif memicu rasa penasaran, sementara OOH adalah “suara lantang” yang menguatkan pesan itu di ruang publik. Keduanya tidak bersaing, tapi justru saling melengkapi.
OOH memperkuat dampak promosi digital dengan menghadirkan kehadiran fisik yang nyata. Ia memberi bobot pada pesan brand Anda, memastikan audiens tidak hanya melihatnya sekali, tapi mengingatnya setiap kali melintas di titik strategis kota.
Baca juga: Sewa LED Billboard Jakarta: Tips Pilih yang Paling Terlihat
Mari bayangkan contoh promosi produk yang memadukan kedua dunia ini: Sebuah brand minuman meluncurkan kampanye viral di media sosial dengan hashtag dan video pendek kreatif. Iklan digital itu menjangkau jutaan pengguna dalam beberapa hari. Namun, kampanye tidak berhenti di sana.
Minggu berikutnya, visual dan slogan yang sama muncul di billboard premium di kawasan Sudirman atau Senayan, Jakarta, lokasi dengan lalu lintas padat dan audiens urban yang sesuai target pasar.
Efeknya luar biasa. Orang yang tadinya hanya melihat kampanye lewat ponsel kini merasa “deja vu” ketika melihat pesan yang sama dalam bentuk besar dan nyata di jalanan. Ini menciptakan penguatan pesan (reinforcement) yang meningkatkan kepercayaan sekaligus memperpanjang umur kampanye.
Konsumen pun cenderung lebih percaya pada brand yang konsisten di berbagai kanal. Ketika pesan yang sama muncul di dunia digital dan dunia nyata, kehadiran brand terasa lebih solid, kredibel, dan relevan dengan gaya hidup modern.

Sumber: City Vision
Dalam era di mana batas antara online dan offline semakin kabur, City Vision hadir bukan sekadar sebagai penyedia ruang iklan luar ruang, tapi sebagai mitra strategis kampanye terpadu. City Vision memahami bahwa iklan luar ruang kini bukan hanya soal spanduk besar, tapi tentang pengalaman visual berkualitas tinggi yang terhubung dengan ekosistem digital.
Beberapa keunggulan utama City Vision:
Dengan pendekatan ini, kampanye Anda tidak berhenti di layar smartphone, melainkan hadir nyata di jalanan, menyapa audiens setiap hari.
City Vision percaya, promosi yang efektif bukan hanya tentang siapa yang melihat, tapi berapa lama pesan Anda bertahan dalam ingatan mereka.
Baca juga: Panduan Memilih Lokasi Iklan Strategis di Jakarta
Pada akhirnya, pertanyaannya bukan lagi digital vs outdoor, melainkan bagaimana keduanya bisa bersinergi untuk hasil maksimal. Promosi digital menciptakan percikan pertama, membangun rasa ingin tahu dan interaksi cepat. Namun OOH memastikan percikan itu menjadi api yang terus menyala, memperkuat kesan dan menghadirkan brand Anda dalam keseharian konsumen.
Jadi, ketika Anda merancang strategi berikutnya, jangan hanya terpaku pada angka klik dan impressions. Pikirkan bagaimana pesan Anda bisa menembus dunia digital dan hadir nyata di hadapan audiens.
Saatnya lengkapi strategi digital Anda dengan OOH City Vision, untuk kampanye yang tak hanya terlihat, tapi juga diingat.