Di era serba cepat seperti sekarang, reklame audio visual adalah salah satu inovasi iklan luar ruang yang semakin tak terhindarkan. Dalam 100 kata pertama ini, Anda akan memahami mengapa media luar ruang berbasis visual bergerak, suara, dan bahkan aroma menjadi cara baru brand merebut perhatian publik. Di tengah kota besar seperti Jakarta yang penuh distraksi, iklan statis semakin mudah diabaikan. Orang-orang berjalan sambil menatap ponsel, mendengarkan musik, atau terburu-buru menuju tujuan, visual saja tidak cukup untuk menghentikan langkah mereka. Oleh karena itu, generasi terbaru OOH hadir dengan pendekatan multisensori yang mampu melibatkan lebih dari satu indra, menciptakan pengalaman yang lebih kuat dan tak mudah dilupakan.
Anda mungkin pernah merasakannya sendiri, papan reklame biasa tidak lagi mampu menghentikan langkah atau bahkan menolehkan kepala Anda. Terlalu banyak visual yang bersaing dalam satu waktu. Mata manusia kini terbiasa multitasking dan terlatih mengabaikan stimulus visual yang tidak relevan.
Bayangkan sebuah situasi. Seseorang melintasi area transit yang ramai. Banyak billboard LED City Vision menyala, kendaraan berlalu-lalang, dan orang-orang berjalan cepat. Namun tiba-tiba, sebuah layar LED menampilkan visual bergerak yang selaras dengan audio halus yang muncul dari speaker di area tersebut. Tak lama kemudian, tercium aroma jeruk segar yang ringan, familiar, dan menyenangkan. Ia berhenti, menoleh, lalu tersenyum tanpa sadar.
Brand tersebut tidak hanya “dilihat” tetapi dirasakan.
Inilah kekuatan baru dari reklame audio visual dan sensory branding, ia menggugah rasa penasaran dan menciptakan interaksi inderawi yang jauh lebih kuat dibandingkan media iklan statis. OOH kini bukan sekadar media yang berdiri di ruang publik, tapi ia menjadi pengalaman kota.

Sumber: City Vision
Secara sederhana, reklame audio visual adalah media digital luar ruang (seperti LED billboard atau layar digital di area transit) yang menyampaikan pesan menggunakan visual bergerak, animasi, atau video. Berbeda dengan reklame statis, media audio visual mampu menghidupkan cerita brand melalui gerak, cahaya, dan dinamika konten.
Lalu sensory branding menambahkan lapisan berikutnya, yaitu audio dan bahkan aroma. Ketika ketiga elemen ini digabungkan, tercipta pengalaman multisensori yang memicu reaksi lebih cepat di otak manusia.
Perubahan ini menciptakan paradigma baru. OOH bukan lagi papan informasi pasif, melainkan pengalaman yang mengaktifkan lebih banyak indra, membuat pesan brand melekat lebih dalam.
Jakarta bergerak cepat. Gedung-gedung menjulang, lalu lintas dinamis, dan ritme kehidupan urban menuntut brand untuk tampil berbeda. Kehadiran reklame digital dan sensory branding kini menambahkan lapisan baru pada wajah kota, lebih hidup, lebih interaktif, dan lebih imersif.
OOH modern tidak lagi bergantung pada visual dominan. Ia menciptakan atmosfer.
Peran pelaku industri OOH menjadi sangat penting dalam transformasi ini. Dengan penempatan layar LED premium di titik-titik strategis Jakarta, termasuk area transit dan pusat keramaian, teknologi multisensori kini semakin mungkin untuk diintegrasikan. Kehadiran inovasi ini membuka jalan bagi revolusi periklanan yang sebelumnya hanya dibayangkan dalam dunia retail atau experiential marketing indoor.
Brand kelas premium selalu dituntut tampil berbeda. Bukan hanya sekadar terlihat, tetapi menghadirkan kesan. Inilah alasan mengapa reklame audio visual dan sensory branding menjadi pilihan yang semakin populer:
Tidak semua brand mampu tampil dengan pengalaman multisensori di ruang publik. Perpaduan LED premium + audio + aroma menghadirkan level komunikasi yang jauh lebih elegan dan otentik.
Dengan sensory branding, sebuah brand memberi sinyal kuat bahwa ia memiliki kreativitas lebih besar dan keberanian untuk tampil beda, tanpa harus menunjukkan kesan berlebihan.
Ketika iklan bisa dilihat, didengar, dan dihirup, brand tampak lebih visioner dan modern. Publik langsung menangkap bahwa ini bukan brand biasa, melainkan brand dengan ambisi dan standar tinggi.
Pada platform digital, iklan bisa dilewati (skip). Tetapi di ruang publik, OOH multisensori adalah kebalikannya, alami, tidak bisa dihindari, dan memiliki tingkat atensi yang sangat tinggi.
Bayangkan visual LED premium yang tayang mulus, dipadu dengan audio lembut yang tidak mengganggu, lalu ditambahkan aroma jeruk segar yang langsung memicu rasa familiar. Orang tidak hanya melihat iklan, mereka merasakannya sebagai bagian dari ruang yang mereka lewati.
Emotional recall yang diciptakan oleh aroma bahkan jauh lebih kuat dibandingkan visual. Sekali terpicu, memori brand tersebut dapat bertahan berbulan-bulan. Ini adalah kekuatan yang tidak dimiliki OOH generasi lama.
Baca juga: Contoh Promosi Produk: Digital vs OOH

Sumber: City Vision
Di era social media, pengalaman unik adalah mata uang baru. Ketika seseorang menemukan LED outdoor dengan audio sinkron atau aroma yang tiba-tiba muncul di area transit, naluri pertama mereka adalah merekam dan membagikan.
OOH multisensori sangat shareable karena berbeda, memicu rasa penasaran, dan memberikan pengalaman yang tidak bisa ditiru platform digital. Konten yang lahir dari pengalaman ini langsung memicu engagement online, memanjangkan umur kampanye, dan menciptakan loop antara dunia offline dan online. Bagi brand urban yang ingin tampil relevan, strategi ini sangat efektif.
Baca juga: Promotion Mix: Saatnya Brand Anda Tampil Nyata di Publik
Industri OOH di Jakarta kini berada pada fase transisi, dari era visual statis menuju era pengalaman multisensori penuh. Teknologi semakin matang, infrastruktur kota semakin siap, dan audiens semakin terbuka terhadap bentuk komunikasi baru.
Beberapa pilar penting masa depan OOH multisensori meliputi:
Dengan inovasi ini, OOH bukan lagi media iklan, tetapi ruang pengalaman kota yang menjadi bagian dari ritme kehidupan urban.
Baca juga: Inovasi & Tren Digital OOH Ads Indonesia, Brand Wajib Tahu!
Reklame audio visual dan sensory branding membuktikan bahwa OOH dapat menjadi sesuatu yang lebih bermakna daripada sekadar pesan visual. Ia dapat menjadi pengalaman yang hadir di tengah kehidupan kota, yang dilihat, didengar, dan dirasakan.
Ketika sebuah brand mampu memberikan pengalaman multisensori yang menyentuh emosi, ia tidak hanya muncul di benak publik, tetapi menetap lebih lama dalam ingatan. Dengan pendekatan ini, brand bisa menjadi bagian dari atmosfer kota dan menjadi cerita yang dibagikan masyarakat secara natural. OOH tidak lagi hanya menampilkan iklan. Ia menghidupkan pengalaman.
Klik di sini untuk mendapatkan penawaran terbaik dari City Vision!