Sumber: Instagram/jogjascenery credit to Instagram/ngesti.wuryantoro
Setiap wisatawan yang tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta biasanya punya tujuan utama yang sama, yaitu Malioboro. Kawasan ikonik ini seolah menjadi gerbang pertama untuk merasakan atmosfer khas Jogja yang penuh budaya, kuliner, dan suasana hangat. Namun, di perjalanan singkat antara Stasiun Tugu ke Malioboro, masih banyak brand yang tidak hadir menyapa audiensnya.
Padahal, di momen pertama inilah wisatawan sedang penuh antusiasme. Mereka mencari tanda-tanda yang familiar, mencari arah, sekaligus mulai menyerap pengalaman baru. Pertanyaan penting pun muncul, kira-kira siapa yang akan mengisi ruang paling strategis di momen paling berharga ini? Jika brand Anda tidak ada di sana, peluang besar bisa hilang begitu saja.
Bayangkan pengalaman seorang wisatawan yang baru saja tiba di Stasiun Tugu. Setelah kereta berhenti, pintu gerbong terbuka, dan derap langkah penumpang terdengar bersahutan. Suasana hiruk pikuk khas stasiun langsung menyapa: pedagang asongan, suara pengumuman, hingga papan penunjuk jalan keluar.
Begitu keluar dari pintu stasiun, papan petunjuk “Malioboro” terlihat jelas. Rasa penasaran dan antusias membuat mereka bergegas berjalan kaki. Hanya butuh sekitar lima menit untuk tiba di jantung Malioboro, tapi di sepanjang rute singkat itu, setiap visual yang terlihat akan menjadi bagian dari pengalaman pertama mereka tentang Yogyakarta.
Mulai dari baliho, videotron, hingga signage, semuanya punya kesempatan emas untuk menempel kuat di ingatan audiens. Inilah momen saat brand bisa hadir, menyapa, dan menjadi bagian dari narasi perjalanan wisata.
Sumber: Unsplash
Secara geografis, jarak Stasiun Tugu ke Malioboro hanya sekitar 300 meter. Itu artinya, wisatawan hanya perlu berjalan kaki selama 5 hingga 7 menit untuk sampai ke jalan utama Malioboro.
Namun, meskipun singkat, rute ini adalah jalur dengan traffic audiens yang masif. Setiap harinya, ribuan orang menempuh perjalanan ini:
Efeknya, repetisi audiens yang besar, beragam, dan sangat targeted. Satu titik iklan di rute ini bisa menjangkau berbagai segmen dengan frekuensi tinggi setiap harinya.
Rute Stasiun Tugu ke Malioboro menciptakan kondisi unik dalam dunia periklanan, yaitu forced attention. Wisatawan tidak bisa menghindar dari visual di sepanjang jalur ini. Tidak ada tombol “skip” seperti di digital ads, dan tidak ada opsi untuk menutup mata.
Setiap brand yang hadir di titik strategis ini otomatis menjadi bagian dari pengalaman ikonik “Tugu - Malioboro”. Iklan tidak sekadar dilihat, tetapi juga masuk ke dalam cerita perjalanan wisatawan. Saat audiens mengingat Jogja, mereka juga mengingat brand yang menyapanya pertama kali.
Baca juga: Ide Iklan Billboard yang Menarik & Efektif, City Vision
Sumber: City Vision
Hadir di jalur Stasiun Tugu ke Malioboro bukan sekadar soal iklan, tapi soal posisi strategis yang eksklusif. Inilah nilai yang ditawarkan oleh City Vision:
Baca juga: OOH Advertising Jakarta: Strategi Tampil di Dunia Nyata
Sebagai pionir dalam media OOH premium, City Vision menghadirkan jaringan iklan paling strategis di Stasiun Tugu dan sepanjang jalur menuju Malioboro. Tidak ada satu pun wisatawan yang bisa melewatkan visual iklan Anda ketika melangkah di rute ini. Dengan kata lain, setiap detik perjalanan mereka dari Stasiun Tugu ke Malioboro adalah ruang eksposur untuk brand Anda.
Inilah yang membedakan City Vision dari media lain. Jika digital ads bisa di-skip, televisi bisa diabaikan, atau radio bisa dimatikan, maka iklan OOH di jalur Tugu - Malioboro bersifat unskippable. Wisatawan tidak hanya melihat sekali, tetapi terus terpapar secara konsisten karena traffic yang berulang setiap harinya. Hal ini menciptakan dominasi visual yang kuat, menjadikan brand Anda top-of-mind sejak awal perjalanan wisata di Yogyakarta.
Bayangkan ribuan wisatawan yang tiba setiap hari. Begitu mereka keluar dari stasiun, langkah pertama menuju Malioboro langsung disambut oleh brand Anda. Efeknya bukan hanya awareness, tetapi juga persepsi bahwa brand Anda hadir di titik paling penting dalam perjalanan mereka. Inilah investasi branding yang tidak hanya menghasilkan exposure, melainkan juga membangun asosiasi emosional yang melekat.
Baca juga: Sewa LED Billboard Jakarta: Tips Pilih yang Paling Terlihat
Rute singkat Stasiun Tugu ke Malioboro merupakan jalur dengan traffic masif dan momentum tak tergantikan. Setiap langkah wisatawan di jalur ini merupakan kesempatan emas bagi brand untuk hadir dan menyapa. Kehadiran iklan di titik strategis ini bukan hanya soal visibilitas, tetapi juga menjadikan brand Anda bagian dari narasi ikonik perjalanan wisata di Yogyakarta.
Jangan biarkan brand Anda absen di ruang paling berharga ini. Percayakan OOH premium Anda pada City Vision dan jadilah brand pertama yang menyapa setiap wisatawan sejak langkah awal mereka di kota budaya ini.